Ya, tidak semua kasus stroke itu sama. Sehingga, tidak selalu sama pula penanganannya. Masing-masing kasus stroke akan mendapat tatalaksana tersendiri spesifik sesuai kondisinya. Banyak variabel yang menjadi penentu tatalaksana pada setiap kasus stroke.
* Beda jenis tipe dan subtipenya, beda penanganannya.
* Beda hasil CT scannya, beda pula keputusan klinisnya.
* Beda etiologi penyebabnya, beda pula terapinya
* Beda onset kejadian waktunya , beda pula pilihan obatnya.
* Beda kondisi klinis, beda pula manajemennya.
Ilustasi gambar di bawah ini menjelaskan, betapa setiap modalitas dalam pengobatan akan diberikan sesuai dengan kondisi stroke yang berbeda dengan faktor variasi yang beragam.
Jadi, masing-masing kondisi akan mendapat terapi sesuai dengan kasusnya. Banyak pilihan modalitas yang bisa digunakan : terapi farmaklogi dengan berbagai jenisnya, pembedahan dengan berbagai macam tindakannya, tindakan neurointervensi dengan berbagai prosedurnya, manajemen faktor risiko sesuai penyakitnya, rehabilitasi dengan berbagai modalitasnya, dan juga suportif terapi sesuai dengan keadaannya.
Demikanlah ilmu kedokteran. Medicine is art. Mengobati adalah
seni, di mana setiap individu akan mendapat sentuhan tesendiri secara spesifik dan perlakuan berbeda dengan individu yang lain.
Setiap individu adalah spesial, tidaklah sama satu dengan yang lainnya. Dan ini
berlaku untuk seluruh jenis penyakit dalam penanganan di bidang kedokteran.
Adanya panduan dan guideline adalah tools yang mempermudah dan
membantu untuk menentukan keputusan
klinis, akan tetapi tetap dibutuhkan seni mengobati sesuai indikasi dan kondisi
pada setiap individu pasien,
Jadi salah besar, jika ada satu pengobatan ampuh yang bisa berlaku
untuk semua kasus stroke. Mari bersikap
adil, letakkan sesuatu sesuai tempatnya. Masing-masing individu yang mengalami
stroke berbeda sesuai dengan kondisinya. Namun sayangnya, sebagian orang
serampangan. Mengklaim bisa mengobati setiap kasus stroke dengan satu model
pengobatan. Apapun kasus strokenya, akan sembuh dengan satu macam ramuan, atau
dengan satu jenis tusukan, atau dengan sedotan lintah beberapa hisapan, atau
bahkan cukup dengan jingkrak-jingkrak beberapa gerakan. Inilah bukti minim
ilmu, atau bahkan tidak punya ilmu. Menyamakan setiap hal yang sejatinya
masing-masing memiliki perbedaan. Perbuatan serampangan seperti ini jelas akan
merugikan dan membahayakan pasien.
Bagi setiap pasien dan keluarga, hendakanya jeli dan tepat dalam mengambil
langkah pengobatan. Mari kembalikan sesuatu kepada ahlinya, jangan hanya coba cara
instan dalam ikhtiar pengobatan namun justru membahayakan. Jika ditemukan ada
gejala stroke, hanya satu soulsinya : sesegara mungkin dibawa ke IGD rumah
sakit terdekat. Dokter spesialis saraf dan tim medis setempat akan membantu untuk
memberikan tatalaksana yang tepat.

No comments:
Post a Comment