Q : Apa yang dimaksud aneurisma otak ?
A : Aneurisma otak adalah dilatasi lokal abnormal pembuluh darah
otak yang disebabkan karena kelemahan pada lapisan didnding pembuluh darah yang
membesar dan menggelembung yang dapat mengalami ruptur (pecah) sewaktu-waktu
***
Q : Seberapa sering kejadian aneurisma otak ?
A : Insidensi secara keseluruhan pada populasi orang dewasa tanpa
faktor risiko yang spesifik adalah sekitar 2,3 %.
***
Q : Apa saja faktor risiko terjadinya aneurisma otak ?
A : Faktor risiko untuk terjadinya aneurisma otak adalah jenis
kelamin wanita, usia tua, merokok, hipertensi, penyakit polikistik ginjal
autosominal dominan, penggunaan alkohol, riwayat keluarga, dan riwayat pernah
mengalami perdarahan subarakhnoid (PSA).
***
Q : Bagaiaman gejala aneurisma otak ?
A : Pada umumnya aneurisma otak tidak menimbulkann gejala keculai
apabila mengalami pecah dan biasanya ditemukan saat terjadi perdarahan subarakhnoid.
Beberapa aneurisma yang tidak pecah juga dapat menimbulkan gejala seperti :
nyeri kepala, gangguan penglihatan, ataupun nyeri wajah..
***
Q : Apa yang terjadi jika aneurisma otak mengalami pecah ?
A ; Aneurisma otak yang mengalami ruptur dapat menimbulkan kondisi
kritis pada individu dan memerlukan penanganan khusus. Aneurisma yang ruptur menjadi
penyebab terjadinya perdarahan sub arakhnoid (PSA) dengan gejala yang umumnya
terjadi meliputi nyeri kepala hebat, kelumpuhan saraf kranialis, muntah,
kejang, kaku kuduk, penurunan kesadaran, dan dapat memburuk sampai menyebabkan
kematian.
***
Q : Kapan perlu dilakukan skrining pemeriksaan aneurisma otak ?
A : Skrining disarankan untuk kondisi berikut :
(1). Pasien yang memiliki lebih dari 2 anggota keluarga dengan aneurisma otak atau perdarahan sub arakhnoid.
(2). Pasien dengan riwayat pemyakit ginjal polikistik autosomal dominan.
(3). Pasien dengan koarktasio aorta dan primodial dwarfisme osteeodisplastik microchepalus
Ketiga kondisi di atas hendakanya pelu dilakukan skrining dengan
pemeriksaan CTA atau MRA.
***
Q : Bagaimana cara mendiagnosis aneurisma otak ?
A : Untuk menegakkan diagnosis aneurisma otak dapat dilakukan pemeriksaan sebagai berikut :
(1). CT scan kepala disertai CTA
(2). MRI kepala disertai MRA
(3). Digital substraction angiography (DSA) serebral
Dari ketiga jenis pemeriksaan di atas, DSA serebral adalah merupakan alat diagnosis standar baku emas
untuk mendeteksi adanya suatu aneurisma otak.
***
Q : Bagaimana terapi aneurisma otak ?
A : Ada dua pilihan modalitas terapi yang bisa digunakan :
(1). Terapi endovaskuler (coilling atau tindakan neurointervensi lainnya)
(2). Pembedahan
(clipping atau tindakan bedah lainnya)
Pemilihan terapi yang digunakan sesuai dengan indikasinya
masing-masing.
***
Referensi :
Harrigan, M. R., & Deveikis, J. P. (2009). Handbook
of cerebrovascular disease and neurointerventional technique. Humana Press
Incorporated.
Konsensus Nasional Neurointervensi. Kelompok Studi Neurointervensi Indonesia, 2020.


